Gambar group pertunjukan Mpa'a Gantao
1. Fungsi Pertunjukan
Pertunjukan Mpa’a Gantao dalam masayarakat Bima, dipandang sebagai pertunjukan yang mempunyai fungsi sebagai media hiburan dan media simbolis pada saat ini.
a. Fungsi Hiburan
Pertunjukan Mpa’a Gantao pada saat dimainkan oleh pemain musik dan penarinya, dapat mengalihkan perhatian orang-orang yang hadir pada saat itu sehingga yang melihat dan yang mendengarkannya fokus melihat pertunjukan. Pertunjukan Mpa’a Gantao berfungsi sebagai hiburan, dalam hal ini pertunjukan Mpa’a Gantao sebagai hiburan yang bersifat profan artinya pertunjukan tersebut dapat dipertunjukan setiap hari tanpa melanggar hukum adat ataupun kebiasaan masyarakat Bima seperti penggunaan sebagai hiburan dalam beberapa acara seperti hajatan, sunatan dan karnaval-karnaval lainnya.
Gambar salah satu penari Mpa'a Gantao
b. Fungsi Simbolis
Pertunjukan Mpa’a Gantao berfungsi sebagai pertanda bahwa ada keramaian di kampung tersebut. Sebagai sarana untuk menghibur para undangan yang hadir di setiap hajatan yang dilakukan oleh masyarakat, agar para undangan atau tamu yang hadir tidak merasa jenuh atau ngantuk pada kegiatan hajatan tersebut.
2. Bentuk Pertunjukan
Adapaun bentuk pertunjukannya seperti pada penjelasan berikut :
a. Waktu dan tempat pelaksanaan
1) Fase persiapan
Persiapan yang dilakukan sebelum pertunjukan Mpa’a Gantao berlangsung dalam upacara perkawinan adalah, pertama pihak yang melakukan hajatan mendatangi rumah pelaku atau sanggar Mpa’a Gantao untuk membahas tentang persiapan pada saat acara nanti berlangsung. Disitu juga akan di bahas berapa bayaran untuk setiap kali pertunjukannya. Biasanya satu grup Mpa’a Gantao di bayar sebesar delapan ratus sampai dengan satu juta lima ratus ribu rupiah. Honor setiap pemainnya kurang lebih seratus ribu rupiah tergantung dari hasil pembicaraan pihak hajatan dan ketua sanggar Mpa’a Gantao.
2) Fase pertunjukan
Pertunjukan Mpa’a Gantao dalam upacara perkawinan masyarakat Bima selalu ditempatkan pada tempat yang mudah di saksiskan dan di tonton oleh masyarakat yang ikut hadir dalam upacara perkawinan tersebut baik dari pihak undangan, kerabat dan sanak saudara pelaksana hajatan. Pertunjukan Mpa’a Gantao di tempatkan pada posisi yang cukup strategis sehingga antara performer dan audince sama-sama merasa puas dan betul-betul terhibur.
3.) Fase penutupan
Pertunjukan Mpa’a gantao berakhir dengan pihak yang melakukan hajatan mendatangi pimpinan sanggar Mpa’a gantao untuk mengucapakan terima kasih dan memberikan bayaran sesuai dengan kesepakatan pada awal pembicaraan.
b. Pertunjukan Mpa’a Gantao pada malam Mbolo Ro Dampa
Mbolo Ro Dampa dilaksanakan ketika Nge’e Nuru telah berjalan mulus, maka orang tua dan keluarga dua belah pihak akan mengadakan Mbolo Ro Dampa (musyawarah) untuk menentukan hari dan bulan yang baik untuk pelaksanaan perkawinan. Jumlah atau besar kecilnya mahar serta persyaratan lainnya semua diputuskan dalam Mbolo Ra Dampa. Pada proses Mbolo Ro Dampa ini keluarga kedua belah pihak bersama pimpinan sara huku (sarah hukm) menentukan semua apa yang berkaitan dengan pelaksanaan upacara perkawinan. Keluarga, kerabat dan sanak saudara yang hadir pada malam Mbolo Ro Dampa sangat bahagia, karena sebentar lagi mereka akan melaksanakan perayaan upacara perkawinan saudara mereka yang sudah ditetapkan pada Mbolo Ro Dampa.
Pertunjukan Mpa’a Gantao ikut hadir memeriahkan pada malam Mbolo Ro Dampa. Pemain Mpa’a Gantao sebelum memulai pertunjukan, mengikuti prosesi jalannya Mbolo Ro Dampa (musyawarah), ketika Mbolo Ro Dampa selesai maka pada saat itu bunyi gendang akan terdengar menandakan pertunjukan akan berlangsung. Ketika pemain memainkan perannya masing-masing pada saat itupun penonton mulai mendekati area pertunjukan. Mereka sangat antusias menonton pertunjukan Mpa’a Gantao yang berlangsung, baik dari kalangan orang tua maupun anak-anak tidak mau ketinggalan untuk menyaksikan pertunjukan Mpa’a Gantao pada malam Mbolo Ro Dampa.
Pertunjukan Mpa’a Gantao tersebut berlanjut hingga upacara selesai dan para warga satu persatu meninggalkan tempat upacara tersebut. Pertunjukan Mpa’a Gantao selesai dengan penutupan ucapan terimakasih dari keluarga yang berhajat dan upacara perkawinan akan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditetapkan dari hasil Mbolo Ro Dampa.
c. Pelaksanaan Prosesi Perkawinan
Prosesi perkawinan adalah seluruh rangkaian acara yang dilakukan kedua mempelai sebelum dinyatakan sah menjadi suami istri. Perkawinan adalah sebuah proses yang dilalui oleh manusia demi mempertahnkan keturunannya. Dalam proses perkawinan bukan hanya dua orang yang berpadu yaitu pengantin pria dan perempuan, tetapi juga dua keluarga. Dengan demikian perkawinan adalah penyatuan dua keluarga yang disahkan oleh masyarakat dan juga agama. Dalam proses wawancara narasumber mengemukakan bahwa Mpa’a Gantao dalam upacara perkawinan masyarakat Bima pada jaman dulu ada ritual tertentu sebelum pementasan tetapi sekarang sudah tidak ada karena dianggap bertentangan dengan ajaran islam. Mpa’a Gantao juga tidak hanya dipertunjukan pada prosesi perkawinan tetapi pada acara sunatan dan Rawi rasa lainnya. Pertunjukan Mpa’a Gantao dalam prosesi perkawinan adat masyarakat Bima dilakukan dalam upacara sebagai berikut:
1.) Mada Rawi (Acara Inti)
Merupakan acara inti dalam upacara perkawinan. Dalam Mada Rawi terdapat beberapa prosesi sesuai dengan hasil Mbolo Ro Dampa maka diadakan upacara:
a.) Wa’a Masa Nika (Pengantaran emas nikah atau mahar). Upacara dilaksanakan sore hari setelah sholat ashar, di ikuti oleh keluarga, ompu panati, ulama, tokoh adat dan para kerabat. Para orang tua adat bersama sanak saudara akan berangkat ke rumah orang tua si gadis untuk membawa Masa Nika dengan segala barang kebutuhan perkawinan yang disambut oleh pertunjukan Mpa’a Gantao.
b.) Kalondo Dou Di Wei (Pengantaran calon istri). Sebelum upacara Kapanca diadakan yang dilakukan adalah Kalondo Dou Di Wei. Kalondo Dou Di Wei ialah upacara pengantaran calon pengantin wanita dari rumah orang tuanya menuju Uma Ruka. Usungan calon pengantin wanita diantar oleh sanak saudara serta handai tolan.
c.) Kapanca (Penempelan inai) upacara penempelan inai ditelapak tangan calon pengantin putri. Dilakukan oleh lima orang tua adat perempuan secara bergilir. Upacara Kapanca diiringi dengan Jiki Kapanca tanpa iringan musik. Syair jikir berisi pujian atas kebesaran dan kemuliaan Allah dan Rasul. Setelah upacara Kapanca akan dilanjutkan dengan atraksi kesenian. Di atas rumah akan dipergelarkan Hadrah sampai larut malam. Dihalaman rumah berlangsung Mpa’a Gantao.
Tujuan Kapanca ialah merupakan peringatan bagi calon pengantin wanita, bahwa sebentar lagi ia akan menjadi ibu rumah tangga. Sebab itu tangan yang halus mulus akan selalu berlumur keringat dan darah.
d.) Lafa (Akad nikah). Keesokan harinya setelah upacara kapanca maka akan dilaksanakan lafa. Lafa atau akad nikah merupakan acara kunci dalam upacara perkawinan. Pada intinya akad nikah adalah upacara keagamaan untuk pernikahan antara dua insane manusia. Melalui akad nikah, maka hubungan antara dua insan yang saling bersepakat untuk berumah tangga diresmikan di hadapan manusia dan tuhan. Akad nikah dilakukan pada tempat-tempat seperti: dalam ruangan masjid, di rumah mempelai wanita (lebih di sukai) di rumah mempelai pria (jika kediaman mempelai wanita dirasa kurang pas).
e.) Tawori atau Pamaco yaitu upacara ramah tamah kedua pengantin dengan sanak saudara. Seluruh keluarga datang memberikan sumbangan kepada kedua pengantin. Sebelum berlangsung upacara Tawori diadakan upacara Bobo Oi Ndeu kedua pengantin dimandikan oleh Ompu Panati dengan Oi Roa Bou (air yang disimpan dalam periuk baru) dicampur dengan bunga jempaka atau mundu. (Hilir Ismail, 2006: 56).
d. Jumlah Pemain
Pertunjukan Mpa’a Gantao dimainkan oleh tujuh orang pemain, diantaranya lima orang pemain musik dan dua orang penari. Pemain Mpa’a Gantao bisa saja lebih dari tujuh orang yang penting Penari harus berpasangan. Sementara pemain musik tetap berjumlah lima orang hanya penari yang bisa di tambah pasangannya.
Pada pertunjukan Mpa’a Gantao penari memainkan jurus Mpa’a Gantao sesuai dengan karakter yang dibawakan masing-masing. Penari Mpa’a Gantao memiliki jurus masing-masing yang dipercaya memiliki sumber kekuatan tersendiri.
Pertunjukan Mpa’a Gantao selalu di hadiri oleh masyarakat dalam jumlah besar untuk menonton pertunjukan tersebut. Penonton yang hadir adalah masyarakar yang ada di sekitar upacara perkawinan itu berlangsung, bahkan dari kampung seberang yang berdatangan ingin menonton pertunjukan Mpa’a Gantao. Penari Mpa’a Gantao kini cenderung dimainkan oleh anak-anak walaupun pada dasarnya dimainkan oleh orang dewasa. Hal ini dikarenakan maysarakat lebih senang ketika melihat anak-anak memainkan Mpa’a Gantao.
Gambar Penari Mpa’a Gantao oleh Anak-anak
Begitu pula dengan kostum yang digunakan pada jaman dulu dan sekarang sangat berebeda. Dulu Mpa’a Gantao tidak menggunakan kostum seragam hanya kostum biasa saja mengingat Mpa’a Gantao hanyalah permainan rakyat biasa, tetapi sesuai dengan perkembangan zaman dengan alasan keindahan kostum pemain Mpa’a Gantao sekarang menggunakan pakaian adat Bima.
Gambar Kostum Penari Mpa’a Gantao
3.) Posisi Pemain Musik dan Penari
Adapun skema dalam pertunjukan Mpa’a Gantao di masyarakat Bima sebagai berikut:
Gambar Posisi Pertunjukan Mpa’a Gantao