Skip to main content

UPAYA MENCIPTAKAN KONDUSIFITAS WILAYAH DI TENGAH DINAMIKA POLITIK


Berangkat dari paparan seorang Filosof yaitu Nietzsche mengatakan bahwa kekuasaan merupakan esensi kehidupan. Kehidupan adalah kehendak untuk berkuasa (will to power). Jadi sangat wajar ketika banyak orang mengatakan bahwa Politik merupakan suatu bentuk atau usaha untuk meraih kekuasaan dan atau teknik dalam mengelola kekuasaan.

Indonesia merupakan  salah satu negara yang menganut asas Demokrasi. Pada saat ini hampir setiap tahun diperhelat pemilihan kepala daerah baik Gubernur, Walikota, Bupati sampai pemilihan Kepala Desa secara serentak. Asas Demokrasi merupakan salah satu alat untuk memilih kepala daerah yang baik yaitu mengedepankan prinsip dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Akan tetapi kemudian yang menjadi persoalan adalah ketika Demokrasi tidak dijalankan sesuai aturannya, dalam artian banyaknya terjadi Black Campaign dan Money Politic merupakan salah satu faktor yang mencoreng pelaksanaan Demokrasi.

Perhelatan pemilihan Kepala Daerah sebentar lagi akan kita laksanakan. Sangat menarik jika kita mengamati beberapa problem atau fonemena untuk dikaji yang telah terjadi dalam ruang lingkup  kehidupan sosial masyarakat. Mulai dari tetangga tidak saling sapa gara-gara perbedaan pilihan, informasi-informasi tidak benar (Hoaks) yang melemahkan salah satu pasangan calon mulai terdengar dari masing-masing pendukung, bahkan tidak jarang yang terjadi adalah hujat menghujat antara pendukung mulai memanas. Jika keadaan seperti ini yang terus terjadi maka sistem Demokrasi di negeri ini tidak akan berjalan dengan baik. Ditambah lagi dengan Money politik yang masih saja terus menghantui dan menjadi momok yang sangat menakutkan keadaan ditengah kehidupan masyarakat.

Saat ini, semua kalangan baik itu elemen-elemen masyarakat seperti tokoh pemuda, tokoh masyarakat, akademisi dan bahkan tokoh agama telah turun gunung untuk ikut andil dalam perhelatan pemilihan Kepala Daerah. Partisipasi masyarakat yang semakin meningkat tajam seharusnya mampu dicermati dan disikapi dengan baik oleh elite-elite politik dan semua kalangan agar mampu memberikan edukasi politik yang mencerahkan.

Dalam era digital ini, media memiliki peranan yang sangat penting untuk mengajak masyarakat melakasanakan proses Demokrasi yang damai. Media harus seimbang, netral dalam memberikan informasi kepada masyarakat, agar masyarakat mengkonsumsi informasi-informasi yang sehat. Disisi lain adalah kesadaran para elit politiklah yang sangat diharapkan pada saat ini, jangan sampai menggunakan isu-isu SARA untuk memenangkan kontestasi yang akan berlangsung.

Untuk para kandidat Kepala Daerah, Team suskses dan para pendukung mari berkampanye dengan baik, berpolitklah dengan santun agar kita dapat meresapi makna dari sebuah Demokrasi yang sebenarnya. Kampanye merupakan salah satu kesempatan untuk menyerap aspirasi langsung dari masyarakat, bukan untuk melakukan kampanye hitam yang melemahkan salah satu pasangan calon, mari jadikan kampanye ini untuk mendidik dan mengajak masyarakat ke hal-hal positif agar Demokrasi di Negeri ini dapat berjalan dengan baik. Perlu dicatat dan diketahui bersama bahwa yang paling berat adalah bukan pada saat kampanye atau ketika kita mendapatkan kekuasaan, tetapi masyarakat akan melihat ketika anda duduk menjabat apa yang anda kerjakan selama Periode Kekuasaan.

Panorama indah tercipta karena perbedaan warna,

Harmonisasi musik tercipta karena perbedaan nada,

Alangkah indahnya perbedaan karena perbedaan merupakan anugrah dari Tuhan yang maha esa.


Adhar Al Anfat

(Direktur Samarata Institute)

Popular posts from this blog

FAKTOR PENYEBAB DAN PROSES TRANSFORMASI BUDAYA

Transformasi budaya diawali oleh adanya unsur keterbukaan, baik yang dipaksakan maupun yang dikarenakan oleh karakter khas kebudayaan tertentu yang mudah menerima kehadiran budaya asing. Pergeseran-pergerseran yang terjadi antara setiap subbudaya kerap berjalan tidak sejalan, ada yang secara rupa sangat cepat, namun secara teknologis agak tertinggal, ada pula yang secara keseluruhan fisik telah bergeser jauh ke depan, tetapi secara mentalitas masih terbelakang. Mengamati fenomena budaya, proses transformasi juga dapat diamati pada pergeseran nilai estetik. Pergeseran nilai estetik memiliki ketertautan dan keterkaitan secara langsung dengan proses transformasi budaya sebuah bangsa yang dipicu oleh adanya keterbukaan budaya, sesuai dengan pendapat (Agus Sachari, 83: 2005) Hal itu telah dibuktikan melalui perjalanan historis teraga di indonesia, sejak masa prasejarah, Hindu-Budha, Islam, masa kolonial hingga masa Orde Baru. Hal yang sama juga terjadi pada proses transformasi bangsa E...

LATAR BELAKANG MPA'A GANTAO DI MASYARAKAT BIMA

Dalam seni tari Bima, semua jenis tarian rakyat disebut Mpa’a ari mai ba asi (Tari diluar pagar istana). Hal ini berarti bahwa atraksi kesenian ini tumbuh dan berkembang diluar lingkungan istana, yang lazim di sebut tarian rakyat. Meskipun tarian rakyat tumbuh dan berkembang di luar istana, namun sultan melalui para seniman istana tetap mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan tarian rakyat. Dengan demikian mutu tari tetap terpelihara dan terpacu pada nilai, norma agama dan adat yang islami. (M. Hilir Ismail, 2006 : 23). Berbicara tentang latar belakang Mpa’a Gantao sampai sekarang belum ada penjelasan yang bisa dijadikan sebagai pedoman, tetapi dari cerita yang berkembang di masyarakat  Bima. Mpa’a Gantao berasal dari Sulawesi selatan yang namanya Kuntao. Mpa’a Gantao ini dimainkan pada saat islam masuk di tanah Bima. Mula-mula Kuntao atau yang dikenal di masyarakat  Bima Gantao ini dimainkan oleh para pedagang dari Sulawesi untuk mengumpulkan masyarakat agar barang d...